Kontekstualisasi Ilmu

Saya belum pernah membaca penuh satu buku tentang filsafat ilmu. Namun, dari beberapa kali diskusi dengan kawan-kawan, saya mendapatkan sebuah kesimpulan: Untuk menerapkan fungsi mahasiswa, seharusnya mahasiswa berangkat dari disiplin ilmunya masing-masing.

Dari situ, ada semacam upaya untuk mengkontekstualisasikan ilmu pengetahuan yang didapatkan dibangku kuliah kedalam realitas sosio-masyarakat. Atau simpelnya mungkin begini, mahasiswa perlu menerapkan ilmu pengetahuannya untuk menjawab problem-problem kemasyarakatan yang menyangkut dengan ilmunya itu.

Namun, itu semua menurut saya perlu didukung oleh seperangkat ideologi. Jadi tidak murni betul pengetahuan. Sehingga, ilmu pengetahuan yang dihasilkan untuk menjawab problem masyarakat tersebut mempunyai watak emansipatoris, populis serta progresif-revolusioner.

Ada yang bilang karena ilmu pengetahuan harus berpihak. Ilmu pengetahuan harus punya semangat pembebasan dan betul-betul bebas dari kepentingan yang tidak berpihak kepada masyarakat yang dirugikan.

Disiplin ilmu saya sendiri adalah Teknik Sipil. Jadi, paling tidak jika berangkat dari konsep diatas, saya, misalnya, mesti mencari problem dan persoalan di dunia teknik sipil yang menimbulkan dampak buruk bagi masyarakat. 

Beberapa isu-isu seputar dunia ketekniksipilan sejauh ini yang saya ketahui adalah terkait kemacetan lalu lintas, keselamatan kerja, banjir, masalah keairan (irigasi dll) dan problem-problem lainnya yang belum sempat saya pikirkan.

Tapi saya bingung, apalagi ya persoalannya?

Oh ya bisa jadi bagaimana mahasiswa membuat suatu komposisi beton yang kuat tapi sekaligus dengan harga yang merakyat. Atau perencanaan struktur-struktur rumah tahan gempa yang lagi-lagi dengan dana yang minimal dan tetap berwawasan lingkungan. Bisa saja sih.