Hubble menempatkan Tuhan tidak disetiap lini kehidupannya. Saat berbicara tentang kehidupan masyarakat, Ia kadang memposisikan Tuhan didalam pikiran dan hatinya sembari menjabarkan teori-teori formasi sosial ataupun ketimpangan sosial. Namun, dalam memperlakukan dirinya, Ia sangat jarang "memanggil" Tuhan.
Konsekuensi logis atas ketidak-konsistenan ini, yang dimana ada semacam perilaku untuk mempermainkan Tuhan (sesukanya menempatkan Tuhan), yakni berjarak dengan sang Ilahiah dan tumpul dalam logika berpikir atau mempunyai nalar yang minim.
Hal itu dirasakan Hubble.Penalaran Hubble kacau balau dalam menganalisa realitas. Nalarnya hanya sampai tampak depan pintu rumahnya, bukan isi dalam rumah.
Posisi ini semakin parah ketika Hubble menyadari bahwa kawan-kawannya mempunyai masa depan yang cerah dan hidup dengan lurus-lurus. Sehingga saat ini Hubble mencoba untuk menghadirkan kembali Tuhan dalam hidupnya. Tak tahu apakah berhasil atau tidak.
0 komentar:
Posting Komentar