(http://d1oi7t5trwfj5d.cloudfront.net/61/be/52cad589430284373be05064b86c/the-look-of-silence.jpg) |
Berita akhir-akhir ini dipenuhi dengan penjegalan pemutaran film Senyap. Ada yang pemutar DVD-nya diambil orang-orang bergamis. Ada yang pemutarannya gagal karena diwanti-wanti polisi bahwasanya ada Front anti komunis yang bakalan menyergap tempat pemutaran itu. Sangat miris memang melihat tindakan yang terkesan terlalu reaksioner dari para komunitas/kelompok yang bisa dibilang "anti-komunis" tersebut.
Apa salahnya rakyat Indonesia sendiri melihat fakta sejarah dari sisi yang lain. Tidak hanya sejarah yang kesannya dibuat-buat oleh "Orde Baru" saja. Sejarah yang seakan-akan direkayasa agar "Orde Baru" seakan memiliki legitimasi atas kekuasaannya. Pun, tidak hanya sejarah dari versi para TNI saja.
Kita harus menghapus stigmatisasi yang saat ini masih menghegemoni masyarakat.
Toh Senyap adalah film yang ingin memperlihatkan sejarah dari sudut pandang korban pembantaian PKI... apa salahnya???
KOMNAS HAM juga telah memberikan dukungan terkait "Indonesia Nonton Senyap, seperti Siaran Pers yang diedarkan oleh KOMNAS HAM seperti berikut:
"Film Senyap (The Look of Silence) merupakan salah satu dari sekian
banyak film yang mengungkapkan tentang kasus pelanggaran HAM berat masa
lalu dari perspektif korban. Pada 10 November 2014 Komnas HAM dan Dewan
Kesenian Jakarta telah meluncurkan Film tersebut di Graha Bakti
Budaya-Taman Ismail Marzuki Jakarta Pusat yang dihadiri oleh lebih dari
seribu orang yang berasal dari berbagai golongan. Oleh karena itu sekali
lagi, sebagai bagian dari Peringatan Hari HAM Internasional, sejak 10
Desember 2014, Komnas HAM bekerja sama dengan Final Cut for Real dan
jejaring Komnas HAM di seluruh Indonesia, menyelenggarakan Program
Indonesia Menonton Senyap. Program ini berupa pemutaran film oleh
berbagai organisasi diseluruh Indonesia.
Program
Indonesia Menonton Senyap selain merupakan bagian dari kerja Pendidikan
HAM juga merupakan sebuah dukungan terhadap Program Prioritas Pemerintah
Indonesia kini yang dikenal luas sebagai Nawa Cita, terutama agenda
sembilan, yaitu: Memperteguh kebhinnekaan dan memperkuat restorasi
sosial Indonesia melalui kebijakan memperkuat pendidikan kebhinnekaan
dan menciptakan ruang-ruang dialog antarwarga."
KOMNAS HAM sendiri sangat menyesalkan tindakan-tindakan represif massa, aparatur, dan pihak akademis yang melarang pemutaran film yang dibuat oleh Joshua Oppenheimer tersebut.
"Untuk itu Komnas HAM menyesalkan adanya tindakan-tindakan yang dilakukan
oleh organisasi massa, pihak akademik dan aparatur negara yang melarang
pemutaran film dan juga pembubaran pelaksanaan pemutaran film yang
telah berlangsung. Pelarangan dan pembubaran pertama kali terjadi pada
Peringatan Hari HAM, 10 Desember 2014 di Malang, Jawa Timur.
Kecenderungan terjadinya pelarangan dan pembubaran ini terus belangsung,
setidaknya ada 13 lokasi yang tersebar di daerah lain seperti
Yogyakarta, Surakarta, Manado, Semarang dan Surabaya. Dengan ini Komnas
HAM mendorong negara untuk secara konsisten memperkuat restorasi sosial,
mengungkap kebenaran dan mengupayakan rekonsiliasi nasional,"
Film Senyap adalah upaya penyadaran, upaya Menolak Lupa, upaya Menegakkan HAM bagi seluruh masyarakat Indonesia. Film ini bukan lagi mempermasalahkan ihwal ideologi, film ini berceritakan tentang kemanusiaan.
Wahai organisasi Anti-Komunis dan pihak-pihak bergamis putih, dengarkanlah pesanku. ini masalah Kemanusiaan, Bung !
0 komentar:
Posting Komentar