Catatan: Kawan-kawan mahasiswa UII tak perlu takut mengawal mereka-mereka ini. Mereka tak punya aparat yang represif. Berikan semangat. Dukung jika memang baik. Jangan sungkan untuk mengkritik mereka jika mereka belok sedikit dari tujuan bersama. Hajar mereka jika sudah tidak punya komitmen menyelesaikan persoalan klasik. Suara kita ada pada mereka. Mari membangun KM UII!
Kebetulan baru kemarin malam saya melihat jalannya SU KM
UII, meskipun tidak sampai habis pembahasannya. Saya betul-betul terpukau
melihat atmosfer “Sidang paling Tinggi” mahasiswa UII ini. Perdebatan
disana-sini. Pimpinan Sidang sampe keteteran
dengan berbagai masukan dan interupsi dari peninjau dan peserta. Saking
sibuknya, Pimsid sampai memukul meja dengan tangannya (bukan pake palu sidang).
Mungkin Pimpsid sedang lelah dan capek. Apalagi pending sidang -yang merupakan
hajatan mahasiswa UII tiap tahunnya itu- baru dicabut kurang lebih menjelang
dini hari. Saya sungguh terpukau dengan semangat kawan-kawan aktivis mahasiswa
UII yang mempunyai daya tahan tubuh yang kuat dan fikiran yang benar-benar
sehat dan kritis.
Saya juga terkesima melihat Legislatif Universitas terpilih.
Kawan-kawan Legislatif U begitu hebatnya dalam berargumentasi. Semua argumentasinya begitu “fundamentalissstttt”
bin rasional, sangat mendasar, sampe-sampe
seolah-olah argumentasi yang kawan-kawan ucapkan itu bak wahyu Tuhan yang tidak bisa diganggu-gugat lagi (note: bukan
Wahyu “Noah” legislative Universitas asal FTSP, loh). Apalagi jika mendengar
argumentasi dari kawan-kawan Legislative
de Universiteit (Legislatif Universitas) dari Fakultas Hukum UII. Begitu juga dengan aktivis-aktivis
mahasiswa dari kampus UII Tamsis tersebut. Beuh
sungguh hebat sekali kawan-kawan semua. Kawan-kawan sudah seperti ahli-ahli hukum yang
berkompeten, sudah seperti lohyer-lohyer handal. Suasana Sidang Umum –yang panasnya melampaui final Champions Juve vs Barca- itu, kalo saya menggambarkan, seperti forum
Indonesia Lohyer Club di salah satu stasiun TV Swasta di Indonesia. Pokok-e Joss, Bung !
(Bayangkan, padahal SCC sudah ada di kaki gunung, tapi masih panas juga
gara-gara perdebatan para Lohyer tersebut).
Melihat kehebatan kawan-kawan aktivis mahasiswa seko FH UII, saya akan memberikan
penghormatan setinggi langit untuk kawan-kawan. Apalagi, “kawan-kawan aktivis
seko FH UII yang terhormat” kelak akan
menjadi pejabat-pejabat tinggi Negara, lohyer-lohyer, jaksa agung, Hakim, atau mungkin ahli hukum yang akan mengganti
Bang One sebagai moderator dalam Indonesi Lohyer Klab tersebut dll.
Dibandingkan dengan “kawan-kawan aktivis seko FH UII yang
terhormat”, saya pastinya tidak ada apa-apanya. Meminjam istilah teman saya
Arifin Agus Setiawan, “Ah, Apalah awak ni yakan, Cuma mahasiswa jelatah doang.”
Saya sebenarnya menaruh harapan yang sangat tinggi bagi “kawan-kawan
aktivis seko FH UII yang terhormat
bin cendekiawan”. Harapan itu bermula dari pertama kali saya Ikut SU. Waktu itu
saat jamannya “Kanda Fuad” dan “Kanda Yoga” yang masing masing adalah Ketua DPM
U dan aku lupa yang satunya. Saat periode itu, DPM U, bagi saya cukup mempunyai
bargening posisyon. Namun tidak cukup
membawa “suhu” pergerakan mahasiswa UII dan membawa semangat penyadaran bagi
mahasiswa pada umumnya (meskipun jaman itu “kanda Fuad” berhasil menginisiasi
massa mahasiswa terkait persoalan Pemilihan Rektor).
Oke, Lanjut ke Sidang Umum jamannya “kanda Redho” yang
lagi-lagi atmosfernya panas juga. Saya kembali menaruh harapan pada aktivis Himpunan
Mahasiswa Islam (HMI) yang satu ini. Pasalnya, “Kanda Redho” saat berlangsunya SU tahun itu sungguh begitu menggebu-gebu dan memiliki pemikiran yang saya rasa sangat “revolusioner”. Tapi, setelah beberapa bulan DPM U periode yang dipimpinnya saat itu, harapan saya
kembali terhempas setelah melihat laku-laku tak mengenakan dari masa kepengurusan
“Dewan Permusyawaratan Mahasiswa UII Yang Terhormat Sampai Ke Langit Tak
Terbatas” periode itu. Saya tidak perlulah menyebutkan hal yang tidak mengenakan
tersebut. Kawan-kawan bisa membaca Kokob Himmah –yang gambar covernya begitu
menyayat hati saya. Bagaimana tidak menyayat hati saya, “Dewan Permusyawaratan
Mahasiswa UII Yang Terhormat Sampai Ke Langit Tak Terbatas” periode “kanda
Redho” tersebut digambarkan sedang duduk santai sembari dilemparkan sepatu oleh
boneka-boneka manusia. Sungguh, Himmah begitu terlalu dalam membuat cover Kokob
terkait kondisi DPM U saat itu yang diketuai “Kanda Redho”.
Bagaimana dengan periode saat ini? Terkait periode saat ini, atau SU
saat ini, izinkanlah saya untuk mencurahkan isi hati saya. Saya masih dan akan
tetap masih berharap kepada kawan-kawan aktivis Legislative de Univerisiteit seko FH UII ini. Apalagi karena periode
ini ada wajah baru yakni: Mbak Nisyah dan kawan-kawan. Sungguh saya akan
kembali menaruh harapan.
Saya menaruh harapan bahwa DPM U saat ini, dengan diisi oleh
Mbak Nisyah dkk dari FH UII dan seluruh legislative Universitas lainnya, akan
membawa semangat revolusioner untuk memerangi segala macam laku ketidakadilan
yang dialami mahasiswa UII, lalu dan kini. Mbak Nisyah dkk pastinya akan
menghasilkan PDKM yang sangat jelas redaksionalnya. Sampai-sampai isinya bak
Kitab Suci Al-qur’an, yang tak ada yang berani mengubahnya.
Saya juga bisa menjamin bahwa permasalahan klasik DPM U
(kalo udah diakhir kepengurusan orang-orangnya sudah pada ilang semua) tak akan
terjadi. Meskipun SU sering tidak tepat waktu, hal itu bukanlah argumentasi yang shahih
dalam melihat kinerja Mbak Nisyah dkk seluruh legislative Universitas kedepannya. Keliru
kawan-kawan aktivis lainnya jika mengukur baik tidaknya DPM U periode ini dari
SU yang sering telat karena tidak kuorumnya “Dewan-dewan yang terhormat” ini.
Saya juga menaruh harapan bahwa Mbak Nisyah dkk bisa
menghapus mitos UII sebagai Kampus Perjuangan dan menjadikannya nyata. Tak lupa
pula, saya menaruh harapan bahwa Mbak Nisyah dkk bisa menginisiasi seluruh
elemen gerakan mahasiswa dalam, meminjam istilah “kanda Redho” ketika berbicara
dengan saya beberapa bulan lalu, “Menghantam Badan Wakaf UII”.
Tabik. Salam Damai! Hidup DPM UII
Jika bung andi kelak akan maju nyaleg. Lilahi akan kupilih bung andi sebagai dpm impian saya. Trims
BalasHapushahahaa... bisa aja bung ini
HapusKau angkatan berapa bung? Kalo belum lulus cepat. Mending kau nyalon legislatif aja nanti bung. Kayaknya kau ni paham semua permasalahan yang ada di KMUII ini. Dari pada kau terus mintak harapan besar sama dpm terpilih yang nanti belum tentu menjawab ekspektasi kau. Mending kau sendiri yang langsung terjun untuk melaksanakan harapan kau bung. Sayo dukung kau 1000% kalo memang tujuan kau baik. Satu lagi. Ini tulisan kau bersifat pribadi tetapi bisa di komsumsi oleh publik. Alangkah tidak fair nya kau kalo cuma kritik dpm asal fh uii ini. Dan harus kau pahami ketika semua dpm duduk di SU itu bukan lagi bawak perwakilan fakultas dia bung. Dia bawak nama besar KM UII.
HapusMakasih, tapi Ak gk berminat,, ak sudah punya organisasi..., ak masih meyakini bahwa sifat dpm u tetap merepresentasikan fakultasnya...ak belum menemukan logika berpikir dimana si caleg tidak "akan" membawa kepentingan fakultasnya...
HapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapus