Catatan & Puisi

,

Tindakan

(gambar klik disini)


Banyak orang yang bilang "berani bertindak." Banyak juga orang bilang "jangan terlalu banyak teori, mending langsung bertindak." Beberapa pernyataan itu memang cukup benar. Kita memang perlu bertindak, entah itu untuk melakukan perubahan dsb. Tapi, pembaca, bertindak tanpa teori itu sama saja berteori tanpa bertindak.

Lebih gampangnya begini, kita bertindak pasti karena alasan-alasan rasional tertentu. Tidak karena hanya langsung bertindak saja. Mungkin ada baiknya aku kasih contoh kasus. Misalnya dalam hal kenaikan BBM kemarin. Banyak orang yang terlalu menjadi reaksioner atas dicabutnya subisidi BBM oleh Jokowi. Banyak orang bilang Jokowi sudah tidak mengemban amanah rakyat. Jokowi hanya janji-janji manis saja untuk mensejahterakan rakyat.

Bisa dibilang orang-orang tersebut cenderung reaksioner. Langsung frontal dan brutal. Apalagi kebanyakan mereka bertindak, bahkan sampai turun ke jalan, tanpa ada proses menganalisa dampak kebijakan tersebut. Analisa yang mendalam tentunya. Bisa jadi karena mereka terlalu terhasut oleh berbagai kelompok yang "kontra-Jokowi." Aku sendiri, pada kasus kenaikan BBM kemarin memang bertindak yaitu dengan menulis opini. Aku cenderung menolak kenaikan BBM. Ini dia tulisan ku, Kritik Atas Kartu 'Sakit' Jokowi dan Tuntutan Akan Penguatan Basis Struktur Ekonomi Masyarakat Kelas Bawah dan Yang Harus Dilakukan Jokowi Ketimbang Menaikkan Harga BBM

Sebelum proses "bertindak-ku" itu- menulis menurutku termasuk bertindak- aku ada semacam konsolidasi beberapa kali dengan teman-teman mahasiswa se-Jogja. Ada proses "menganalisa" kondisi-kondisi yang akan terjadi jika BBM naik. Ada dialektika panjang yang terjadi di forum konsolidasi tersebut. Setelah dirumuskan beberapa pokok permasalahan riil yang akan dialami, kita langsung bergerak setelah itu.

Tindakan memang penting, tapi kalau tidak "berteori" terlebih dahulu sama saja dengan bohong. Hal itu menyebabkan sifat yang reaksioner dan cenderung akan anarkis yang tolol dan kolot. Tapi, berteori saja tanpa bertindak, sama juga dengan bohong.

2 komentar:

  1. Setujuuuu. Ih si akang meni kritis pisan atuh euy jadi urang. Hehehe.
    Coba deh tulisan-tulisan kayak gini ditawarin ke kompas atau notifmagz, pasti kepublish. :D

    BalasHapus
  2. haha.. tulisanku belum ada tempatnya di harian mainstream kayak mereka... haha

    BalasHapus

Arsip Blog

Diberdayakan oleh Blogger.