Catatan & Puisi

Liputanku : Aksi #SaveKPK di Jogja 24 Januari 2015

Aksi Massa dari berbagai elemen keuluar dari Taman Kuliner menuju Mapolda DIY di CondongCatur Sleman (foto/ Mufli Muthaher)

Gelagat Polri, khususnya Kabareskrim dalam menangkap Wakil Ketua KPK Bambang Widjojanto menghasilkan berbagai macam kecaman dari elemen masyarakat. Tindakan menangkap orang nomor dua di KPK itu menyulut emosi para aktivis untuk melakukan aksi tuntutan #SaveKPK diberbagai daerah. Seperti diberitakan berbagai media massa, BW ditangkap dengan cara yang tidak pantas dan terkesan dipaksakan. Berbagai Opini berkembang dimasyarakat bahwasanya tindakan tidak terpuji penegak Hukum itu adalah reaksi atas penetapan Calon Kapolri Budi Gunawan sebagai tersangka gratifikasi dan korupsi oleh komisi anti rasuah tersebut.

Di Jogja sendiri, saya berkesempatan untuk mengikuti dan setidaknya sedikit meliput aksi massa yang dikordinir oleh Pusat Kajian Anti Korupsi UGM itu. Berbagai elemen masyarakat; organisasi internal mahasiswa; organisasi eksternal mahasiswa; warga; Aktivis Anti Korupsi; Aktivis Kemanusiaan; bersatu dalam barisan massa untuk mengecam tindak pelemahan terhadap KPK dan upaya kriminalisasi secara terang-terangan oleh Oknum Kepolisian RI dan beberapa wakil rakyat dan juga pemerintah.

Tuntutan dalam aksi ini adalah sebagai berikut:

1. Kami sebagai masyarakat Jogja menyatakan protes keras kepada Polri atas tindakan Kabareskrim berikut anggota Reskrim yang melakukan penangkapan kepada Wakil Ketua KPK Bambang Widjojanto dengan sewenang-wenang. Wewenang melakukan penangkapan kepada tersangka adalah wewenang yang diberikan oleh Hukum Acara Pidana kepada penyidik, namun sebagai wewenang tindakan penangkapan sangat tidak patut, berlebihan dan tidak profesional mana kala dilakukan kepada tersangka yang jelas keberadaanya, jelas kedudukannya, dan tidak ada rekam jejak sebagai warga negara yang pernah memiliki sejarah menentang petuga, menghalangi penyidik, atau membuat kaburnya suatu perkara. Terlebih bila penangkapan itu dilakukan pribadi yang sedang mengemban tugas negara memberantas korupsi seperti Bambang Widjojanto

2. Tidak ada satu alasan pun yang mendesak bagi Polri untuk tidak menggunakan pemanggilan kepada Bambang baik sebagai saksi maupun tersangka. Sangkaan Polri kepada  BW telah menyuruh melakukan, memberikan keterangan palsu dalam persidangan PLPU Pilkada  Kotawaringin Barat, sama sekali tidak berdasarkan hukum. Dalih Polri telah memiliki alat bukti sangat dipaksakan dan sewenang-wenang. Tidak lebih dari sekedar kamuflase agar dapat menggunakan kewenangannya. Pasal 242 yang tidak jelas sampai sekarang ayat 1,2 atau 3 yang didakwakan kepada Bambang sama sekali tidak dapat ditujukan  kepada BW sebagai penasihat Hukum karena bukan orang yang secara langsun memberikan kesaksian dihadapan persidangan. Ini suatu pelajaran bagi seluruh rakyat Indonesia. Pasal 55 yang disangkakan kepada BW juga tidak dapat dikenakan kepada BW karena keterangan saksi dihadapan MK adalah keterangan yang sebenar-benarnya.

Dan masih panjang lagi (capek transkrip dari rekaman HP) 

Sekitar jam 9 pagi saya datang, massa belum terkumpul. Suasana di dalam Taman Kuliner itu tidak seperti dugaan saya. Saya kira akan beratus orang yang datang.  Beberapa wanita (sepertinya mahasiswi) juga ada. Mereka semua berjilbab, sepertinya dari organ ekstra mahasiswa berbasis islam atau entahlah.

Saat ini, 9.42, mungkin kordinator lapangan aksi memberikan arahan untuk berkumpul.  Ada sekitar puluhan orang yang sudah datang bergabung. Katanya akan longmarch menuju Polda DIY.

Seorang Aktivis sedang mengkordinir kesatuan aksi massa (foto/ Mufli Muthaher)


Saat ini 9.53. Masih di taman kuliner, barusan saja Pukat membacakan tuntutannya. Saat ini orang dari pukat sedang berorasi

Aktivis Pukat (Pusat Anti Korupsi) UGM sedang membacakan surat tuntutan (foto/ Mufli Muthaher)

Beberapa elemen massa yang bergabung pada aksi hari ini (foto/ Mufli Muthaher)



Saat ini, 9.58, massa aksi dari berbagai elemen masyarakat mulai berjalan menuju Polda DIY di jalan ringroad.

Perempatan dekat Terminal Condong Catur Sleman, menuju Kantor Polda DIY (foto/ Mufli Muthaher)

Ups, Mengikat sepatu dulu, bung (foto/ Mufli Muthaher)

"Melawan KPK, Melawan Rakyat" (foto/ Mufli Muthaher)


10.09, Massa aksi telah sampai di depan gerbang polda DIY. Satu orang berorasi, disekitaran tempat itu ada lima polisi. tiga polisi menggunakan rompi hijau terang, dua polisi berbaju dinas biasa.Satunya menggunakan baret warna biru. Polisi tersebut mengamankan aksi.

TIba didepan gerbang Polda DIY (foto/ Mufli Muthaher)

Ini namanya Mbak Wiji, dia aktivis juga, orasi juga dia (foto/ Mufli Muthaher)

Polisi yang sedang mengamnkan (foto/ Mufli Muthaher)


10.14.  Saat ini orator sedang beberaksi, katanya ada yang aakan masuk kedalam gedung Polda DIY untuk menyerahkan petisi dari berbagai elemen masyarakat.

Berorasi (foto/ Mufli Muthaher)
Bapak ini umurnya 60an tahun. Dia mengatakan bahwa generasi muda harus terus berjuang melawan Koruptor dan mafia-mafia penegak hukum di Indonesia. (foto/ Mufli Muthaher)


10.19  Saat ini beberapa perwakilan dari elemen masyarakat sudah diijinkan masuk. Pasalnya akan membuat ricuh nantinya. Sisa massa yang masih banyak

10.30 Perwakilan dari UII ditunjuk untuk melakukan orasi. Mahasiswa Fakultas Hukum UII itu sangat membara-bara."Sudah saatnya kita mengatakan innalilahi kepada pemimpin bangsa Indonesia, Polri dan oknum kepolisisan, Innalilahi wa inalilahi rojiun telah matinya kesadaran pemiinpin indobesia. SELAMATKAN RAKYAT INDONESIA DARI TIKUS-TIKUS KORUPTOR ITU," begitu ucapnya.

Mahasiswa FH UII berorasi (foto/ Mufli Muthaher)


10.40, Perwakilan dari pusham UII dipersilahkan untuk berorasi.

10.53 Mbak Wiji, aktivis dipersilahkan untuk berorasi, dia bukan mengatasnamakan organisasi, tetapi atas nama pribadi.

11.14, Massa aksi meletakkan perangkat aksi didepan Polda DIY

Meletakkan perangkat aksi gerbang Polda DIY (foto/ Mufli Muthaher)


11.22 Aksi selesai, massa banyak yang masih berfoto-foto

Saatnya berfoto ria (foto/ Mufli Muthaher)


Tempel sana-sini (foto/ Mufli Muthaher)

Hahaha, Tak Lupa Aku Berfoto (foto/ Yuda dari Pers Mahasiswa HIMMAH UII)

6 komentar:

  1. Wah rusuh nih rusuh. Eh anak-anak UGM. :'))

    BalasHapus
  2. Idiiih langsung posting ni masalah kpk sama polri.
    hehe
    mudah-mudahan meraka nggak berantem, hehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hahaa.. harapannya seperti itu.. tapi susah.. trlalu banyak hal2 yang dipolitisir

      Hapus
  3. Sebenernya gue dukung aksi ini. Tapi banyak temen gue yang ikuta save KPK tapi nggak save IPK.. hahaha~ miris

    BalasHapus
    Balasan
    1. haahaha... ini masalah kepentingan umat dan bangsa,,, kepentingan pribadi sperti IPK dikesampingkan dulu

      Hapus

Arsip Blog

Diberdayakan oleh Blogger.