Seputar Girder Pada Konstruksi Layang & Jembatan

Elevated Struktur proyek MRT Jakarta (Sumber: Jakartapost)

Karena seputar ya jadi bisa dibilang seadanya lah ya.....Terbata-bata dan kebodohan terkait ilmu struktur & jembatan membuat saya menelurusi, tidak dalam juga sih, soal salah satu bagian konstruksi yang sedang trendy dan mainstream, yang sangat gencar diproduksi dan dibangun di rezim infrastruktur Pak Jokowi saat ini. 

Setelah 2,5 bulan bekerja di proyek MRT Jakarta, terkhususnya pada struktur layang, dan setelah maraknya pembangunan jalan tol, jembatan hingga flyover, yang juga salah satunya pernah saya lewati, rasa keingintahuan saya muncul, terutama terkait konstruksi jalan layang & jembatan tesebut.

Bangunan-bangunan besar ini, dliuar fungsi, tujuan dan kontroversi yang timbul akibat pembangunannya ---mulai dari skema investasi pembangunan jalan tol yang dibangun perusahaan plat merah negara untuk membangun lagi jalan tol ditempat lain, sampai dari komentar politisi Fahri Hamzah yang mempertanyakan mengapa pilar-pilar konstruksi Light Rail Transit dibangun tinggi-tinggi yang menurutnya berpotensi ada penyelewengan anggaran--- bagi saya sangat memukau.. Ah.... Terimakasih bagi para designer dan engineer yang membangunnya.

Pada tulisan yang mungkin nanti akan singkat ini saya hanya ingin menyalurkan keingintahuan saya terhadap salah satu part atau bagian daripada konstruksi jalan layang ini yakni Girder atau gelagar. Istilah gelagar ini pasti sering kita dengar. Saya sendiri jika mendegar kata gelagar, pasti langsung mengarah kepada jembatan atau yang biasa disebut gelagar jembatan.

Gelagar (pada jembatan maupun jalan layang) berfungsi sebagai struktur yang menopang beban diatasnya, yakni plat beserta jalan dengan segala bentuk kendaraannya atau rel dengan keretanya, yang kemudian disalurkan kepada pilar-pilar atau pier dan selanjutnya diteruskan kepada pondasi hingga tanah.

Girder berdasarkan jenis Material

Kayu

Sebelum teknologi berkembang, penggunaan kayu sebagai material konstruksi bangunan merupakan semacam kebutuhan. Karena jaman dahulu kala kayu mudah diperoleh. Sebelum kita mengenal jalan layang, banyak jembatan-jembatan yang terbuat dari kayu yang berfungsi untuk menyeberangkan orang hingga kendaraan yang ada saat itu. Salah satu situs canggih yang membahas penggunaan material alam sebagai bahan konstruksi adalah Nordic . Disana saudara-saudara bisa terperangah melihat arsitektur & struktur jembatan yang menggunakan material kayu dan juga komposit (antara kayu dengan beton atau baja)


Baja

Ya salah satu jenis material struktural penyusun suatu bangunan konstruksi yang hingga sekarang masih keren dan trendy untuk digunakan adalah Baja. Beberapa keunggulan dari material baja adalah terletak pada flkesibilitas dan kemudahannya mulai dari saat pabrikasi hingga instalasi di lapangan. Sifatnya yang ramping dan tahan tarik juga sangat efisien untuk menopang dan menyalurkan beban-beban yang ada. Selain itu kelenturan dari baja mampu membuat strukturnya dapat melengkung. Bisa dengan mudah dimanfaatkan sebagai girder pada lengkungan lintasan.


RC (reinforced concrete)

Beton bertulang. Mungkin penemuan beton tidak bisa disamakan juga dengan penemuan mahagung dari listrik yang ditemukan oleh Alfa Edison. Saya sendiri juga tidak tahu istilah yang ingin saya gunakan guna menyebut penemuan material beton ini. Yang jelas beton merupakan material yang sangat berjasa dalam dunia konstruksi. Suatu substrat yang terdiri dari campuran air, kerikil dan semen ini luar biasa masif digunakan di segala lini kehidupan. Mulai yang sepele dari membuat tempat untuk berak sampai pembangunan mega struktur dam atau bendungan. Belum lagi dengan teknologi pabrikasi beton precast yang mempermudah penyusunan elemen-elemen struktur, membuat beton menjadi yang terwahid.


Girder berdasarkan bentuk & jenis

I-Girder / PC-I Girder

PC-I Girder (sumber: alizakablog)

Girder berbenampang I ini merupakan salah satu yang sering digunakan dalam konstruksi jalan layang maupun jembatan. Entah, setelah riset, di dunia konstruksi Indonesia, I-girder ini biasanya disebut PCI Girder. Pertanyaannya apa kepanjangan dari singkatan PCI itu? Soalnya PCI juga relevan dengan salah satu institusi ilmu pengetahuan beton yang terkenal yakni Precast/Prestressed Concrete Institute yang fokus mengeluarkan standar & code terkait beton pracetak/prategang itu. Namun setelah saya selidiki lebih jauh singkatan PCI disini seharusnya ditulis seperti ini: PC-I girder. yang mana P nya adalah Precast/Presressed dan C adalah concrete sedangkan I adalah bentuk balok yang bernampang huruf I tersebut. Hampir saya salah kaprah menyebut PCI Girder sebagai girder buatan institut PCI.


PC-U Girder

PC-U Girder (Sumber: Kobe Concrete)

Serupa seperti PC- I namun berbeda bentuk penampang. Penampang dari girder ini berbentuk huruf U. teknologi juga sama yakni beton pracetak & prategang. WIKA Beton mengklaim bahwa PC-U girder ini memiliki tingkat estetika yang tinggi disamping kestabilan karena bagian bawah yang lebih besar.


Box Girder

Segmental Box Girder (Sumber: Steelindonesia)

Bentuk box Girder sendiri umumnya sangat besar. Lebarnya sendiri bisa seukuran lebar jalan 2 sampai 4 lajur, tergantung kebutuhan transportasi diatas nya. Sedangkan tingginya bisa mencapai 2 hingga 4 meter. Umumnya penampannya berbentuk box dan trapezoidal yang hollow (berongga).

Pada struktur elevated seperti fly over maupun untuk rel kereta api, box girder menjadi primadona. Box girder, jika dibandingkan dengan girder balok bisa dibilang lebih efisien. Karena box girder berfungsi sebagai gelagar dan plat yang menjadi satu kesatuan utuh.

Pada perencanaan struktur layang, Box girder dapat dipecah menjadi segmen-segmen dengan panjang mencapai 5 meter, kemudian disambungkan layaknya mainan lego dengan menggunakan alat berat. Panjang segmental box girder juga bisa sepanjang 1 span atau jarak antara satu pilar ke satu pilar yang lainnya. Dimana instalasinya menggunakan launching gantry.


U-Shaped Girder

U-Shaped Girder pada proyek LRT Jabodebek Adhi Karya (sumber: LRTjabodebek)

Berbeda dengan PC-Girder, U-Shaped girder sejatinya lebih mirip seperti box girder, namun U-Shaped tidak memiliki plat diatasnya. sehingga plat yang digunakan sebagai jalur lintasan kendaraan nantinya di bagian bawah. Struktur u-Shaped girder ini digunakan PT. Adhi Karya dalam proyek LRT Jabodebek. U-Shaped girder memiliki keunggulan strukturnya yang ramping, serta tidak perlu lagi menginstal parapet wall (dinding samping) karena sudah dengan sendirinya terinstal dikarenkan bentuk U tadi, berbeda dengan box girder yang perlu memasang lagi parapet wallnya.

Adhi Karya mengklaim penggunaan U-Shaped girder dalam proyek akan memaksimalkan efesien pembiayaan dan efektifitas pemasangan. Juga, U-Shaped girder mempunyai efek sound barrier yakni peredam suara. 

Sekian. mohon maaf atas keterkurangan referensi dan penjelasan. Semoga bermanfaat.